TERBARU

Nilai Nol Tidak Identik dengan Kemampuan Guru


Berdasarkan evaluasi penyelenggaraan Uji Kompetensi Guru (UKG) gelombang pertama 31 Juli sampai dengan 12 Agustus terdapat sejumlah guru yang memperoleh nilai nol. Kendala teknis diduga menjadi penyebab terjadinya hal ini. Namun, apa sebenarnya penyebabnya ? Lalu kendala apa selain itu dan bagaimana mengatasinya ?

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Syawal Gultom mengatakan, penyebab nilai nol tidak identik karena kemampuan gurunya. Dia mencontohkan, berdasarkan rekaman di server ada peserta yang login hanya selama dua menit. "Nilai nol itu terjadi guru bisa saja sudah login ke sistem, soal sudah terbuka, tapi langsung keluar tidak menjawab," katanya pada dialog interaktif yang disiarkan langsung dari Studio Pusat Informasi dan Humas Gedung C Lantai 4 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan RRI Pro 3, di Jakarta, Selasa (14/08/2012).

Kemungkinan kedua, kata Syawal, adalah setelah login, guru cuma membaca soal-soalnya, tetapi tidak menjawab. Dia menjelaskan, sistem mengenali peserta yang sudah menyelesaikan ujian, tidak menyelesaikan ujian, atau login kemudian membuka soal, tetapi tidak menjawab. Kasus lainnya, ada guru Penjaskes yang terdaftar sebagai guru kelas. Saat login, soal yang keluar adalah soal guru kelas. Guru tersebut kemudian tidak menjawab dan keluar dari sistem. Lalu bagaimana dengan guru dengan kasus seperti ini ? Menurut Syawal, mereka akan diberikan kesempatan mengulang pada UKG gelombang kedua pada bulan Oktober mendatang. "Kalau memang tidak dapat (mengerjakan soal) sama sekali bisa juga nol. Tapi kita tidak meyakini guru tidak dapat sama sekali," katanya.

Syawal mengatakan, selama pelaksanaan UKG gelombang pertama kendala yang dihadapi meliputi kendala teknis dan administrasi. Kendala teknis, kata dia, misalnya pada instalasi perangkat lunak di tempat uji kompetensi (TUK) tidak berhasil. Sementara kendala administrasi cenderung pada perbedaan data antara server pusat dengan server lokal TUK. "Jadi Kalau datanya tidak sama maka server pusat menolak." Misalnya, kata Syawal, ada guru pemegang sertifikat jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), kemudian mendaftar di sekolah atau di TUK di mata pelajaran di sekolah menengah pertama (SMP).

Pada hari ujian server di pusat menolak karena yang sudah tersimpan yang bersangkutan akan di uji di TK. "Kalau data berubah dengan server pusat maka dia akan menolak," katanya. Server pusat menyimpan data TUK maka tidak boleh pindah TUK, menyimpan data peserta, menyimpan naskah soal, menyimpan pilihan jawaban, dan menyimpan kunci jawaban.Lalu materi apa saja yang diujikan ? Materi meliputi ilmu yang diajarkan oleh guru dan pedagogi dalam ranah kognitif. Bagaimana merancang pembelajaran yang kreatif aktif, bagaimana melakukan evaluasi, bagaimana memfungsikan evaluasi dalam proses pembelajaran, bagaimana merancang menggunakan medianya, dan bagaimana melakukan interaksi antarguru. "Hal-hal semacam itu yang ditanya," kata Syawal. (

Recently statement

Recently Added