Kerugian Penjarahan Minyak Lampaui Kasus Korupsi Pejabat
PT Pertamina (persero), berharap aksi penjarahan minyak mentah di jalur pipa Tempino-Plaju di Jambi, dan Sumatera Selatan segera di hentikan. Pasalnya, nilai kerugiannya melebihi korupsi pejabat.
"Kita harapkan kejadian ini bisa dihentikan, karena minyak sebagai jatah negara itu hilang, Nilainya sudah sangat signifikan, kasus korupsi saja nilainya tidak sampai segitu," ungkap VP Corporate Comunication PT Pertamina (persero), Ali Mudakir, di kantornya, Jakarta,
Menurut dia, saat ini masalah tersebut telah menggerus anggaran negara. Oleh karena itu, dia menilai diperlukan adanya pemeriksaan yang mendalam. "Sudah jadi perhatian serius, dan apa ini perlu di periksa KPK ya?," tanya dia.
Di kesempatan yang sama, Manager Scurity Pertamina gas (Pertagas), Heri Kuswanto, menambahkan sampai saat ini Pertamina telah kehilangan 100 ribu barel, atas penjarahan yang dilakuakan masyarakat dengan melubangi pipa miliknya. "Dari 1 januari Sampai 30 juni 2012 sudah hampir 100 ribu barel atau USD 10 juta (Rp100 miliar) secara ekonomi sudah sangat signifikan," tambah Heri.
Sekadar informasi, Pada 2009 aksi penjarahan hanya terjadi 10 kali lalu naik jadi 131 kali pada 2010 dan meningkat lagi jadi 420 kasus pada 2011. Selama Januari-Juni 2012, penjarahan minyak melonjak menjadi 431 kali.