Ahok : Dituduh Money Politic, Kami Tambah Populer!
Pasangan Jokowi-Ahok membantah tudingan kubu Fauzi Bowo terkait money politic dalam pemilukada DKI Jakarta 11 Juli 2012 silam.
"Laporkan saya ke Panwaslu sesuai dengan peraturan. Media kan selalu mengikuti kami selama ini, tim kami tidak mungkin melakukan itu. Kita enggak pernah money politik lah, duit dari mana?," kata Ahok usai acara diskusi Polemik Sindo Radio Network, dengan tema "Grand Final Pilgub DKI" di Warung Daun, Jakarta Pusat
Kata Ahok, tudingan tersebut hanyalah upaya tim sukses kubu lawan yang tidak beretika untuk menghantam dengan kampanye negatif. “Kami yakin itu bisa menjadi bumerang kepada orang yang melempar isu itu, justru kami tambah populer. Data saya dan Pak Jokowi kan ada dimana-mana di dunia maya,” katanya.
Ahok juga enggan memberitahu berapa jumlah biaya yang dikeluarkannya untuk Pemilukada DKI kemarin. "Saya nggak cek itu, yang mengurusi keuangan tim sukses saja,” pungkasnya.
Seperti diketahui, kubu pasangan Foke-Nara menuding pasangan Jokowi-Ahok telah melakukan politik uang kepada warga.
Sekretaris Tim Advokasi Hukum Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Dasril Affandi, mengungkapkan, timnya menemukan banyak pelanggaran, diantaranya money politics. "Mereka membagikan uang kepada para pemilih yang nilainya bervariasi dari Rp50 ribu sampai Rp500 ribu, lokasinya di sekitar TPS-TPS pada hari pencoblosan dan sebelumnya," ungkap Dasril.
Dia membeberkan, kejadian tersebut dilakukan di sejumlah wilayah seperti; Kelurahan Tanjung Priok, Kelurahan Cilincing, Kelurahan Cijantung, Kelurahan Cijantung, Kelurahan Manggarai Selatan, Kelurahan Cipinang, Kelurahan Cawang, Kelurahan Pegangsaan, dan Kecamatan Kramat Jati.
Dasril menambahkan, selain adanya dugaan money politics, kubu Jokowi-Ahok juga dituding telah mengintimidasi para pemilih dengan menempatkan sejumlah orang berbadan tegap di sekitar TPS yang berseragam kotak-kotak.